Ragam Masalah Puting dan Payudara pada Ibu Menyusui

Puting Datar/Puting Masuk/Puting Terbelah
Puting  kecil atau puting datar atau puting terbelah bukan hambatan untuk  menyusui karena bayi tidak menyusu pada puting melainkan pada payudara  dengan mengikutsertkan areola.  Jadi, bagaimana pun bentuk puting ibu,  bayi tetap dapat menyusu selama posisi dan pelekatan bayi baik. Ada  beberapa cara untuk mengatasi hal ini:

Ragam Masalah Puting dan Payudara pada Ibu Menyusui

Penarikan puting  secara manual/dengan tangan. Puting ditarik-tarik dengan lembut beberapa  kali hingga menonjol.  Selama hamil tidak perlu menarik-narik puting,,  terutama pada trimester terakhir karena dapat memicu kontraksi dini  (bayi dapat lahir prematur).

Pada awal menyusui bisa sulit,  tetapi posisi dan pelekatan yang benar akan sangat membantu. Untuk itu  diperlukan bantuan dari konselor/konsultan laktasi untuk membantu ibu  dengan teknik posisi dan pelekatan pada saat bayi menyusu. Untuk ibu  berputing datar, lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan biarkan bayi  melekat sendiri pada payudara.

Penarikan puting dengan  menggunakan spuit ukuran 10—20 ml, bergantung pada besar puting. Ujung  spuit yang terdapat jarum dipotong dan penarik spuit (spuit puller)  dipindahkan ke sisi bekas potongan. Ujung yang tumpul di letakkan di  atas puting, kemudian lakukan penarikan beberapa kali hingga puting  keluar. Lakukan sehari tiga kali: pagi, siang, dan malam, masing-masing  10 kali.

Puting bisa dipancing untum lebih keluar dengan  menggunakan breastpump sebelum menyusui. Puting juga bisa dipancing  dengan mengompres puting dengan air dingin sebelum menyusui, agar puting  sedikit "mengembang". \Hindari penggunaan penyambung puting (nipple shield) pada saat menyusui, karena akan menyakiti puting ibu, serta membuat bayi tidak belajar untuk melekat (latch-on) dengan benar pada payudara.

Menyusui  dengan menggunakan posisi football hold atau cross cradle, sehingga ibu  bisa menyangga kepala bayi agar tidak mudah lepas saat menyusu. Dengan  dua posisi menyusui ini, ibu dapat membentuk payudara, dengan menopang  payudara dari bagian bawah dengan jari-jari, dan menekan bagian atas  payudara dengan ibu jari (C hold, U hold). Apapun posisi yang dipilih, pastikan pelekatannya selalu benar (lihat Dokumen tentang Posisi dan Pelekatan Menyusui)

Puting Lecet/Luka
Puting  lecet, pecah, luka dan sejenisnya tejadi karena posisi dan pelekatan  menyusui yang kurang tepat. Cara mencegahnya adalah dengan memperbaiki  posisi dan pelekatan menyusui, karena jika tdk diperbaiki, puting akan  terus rentan lecet. Bila lecet tidak parah, bisa tetap menyusui, sebelum  dan sesudah menyusui, olesi puting lecet dengan ASI karena ASI bisa  melembutkan areola dan puting, serta mengandung desinfektan yang  mempercepat sembuhnya luka. Seringlah menganginkan puting agar daerah  tersebut tidak lembab sehingga lecet bertambah parah. Namun bila  lecetnya sangat parah hingga berdarah, istirahatkan dulu payudara selama  setidaknya 24 jam. Keluarkan ASI dengan cara diperah, paling tidak  sakit biasanya memerah dengan tangan, dan berikan ASIP pada bayi  menggunakan sendok, pipet, atau cup feeder.

Milk Blister/Nipple Bleb
Milk  blister biasanya berupa bintil putih seperti jerawat yang kelihatan mau  pecah pada puting payudara. Sebabnya bisa bermacam-macam, posisi dan  pelekatan menyusui yang kurang tepat, atau bisa jadi tekanan yang  terlalu kuat pada payudara sementara produksi ASI sedang banyak. Milk  blister ada yang bisa kita hilangkan sendiri, ada yang kadangkala harus  ke dokter atau klinik laktasi untuk dipecahkan dengan jarum steril.  Payudara dan daerah di sekitar terjadinya blister bisa dikompres air  hangat sebelum menyusui sambil dibersihkan pelan-pelan di lokasi  blisternya dengan menggunakan lap lembut yang sudah dicelup air hangat,  tetapi jangan digosok. Jangan lupa tetap oleskan sedikit ASI di puting  sebelum dan sesudah menyusui karena ASI mengandung desinfektan. Jika  milk blister tidak pecah sendiri, silakan menghubungi dokter atau klinik  laktasi agar bisa dipecahkan dengan jarum steril. Ada juga yang  menyarankan untuk merendam puting dalam air hangat yang diberi garam  untuk membuka pori-porinya sehingga milk blister cepat pecah. Selama ada  milk blister di puting ibu tetap bisa menyusui seperti biasa.

Payudara Bengkak (Obstructed Ducts)
Payudara  menjadi bengkak biasanya jika ada sumbatan ASI di saluran payudara.  Bengkak di beberapa bagian payudara biasanya terjadi karena aliran ASI  yang kurang lancar. Sebabnya bisa bermacam-mcam: posisi dan pelekatan  saat menyusui yang kurang tepat, produksi ASI yang meningkat tajam tapi  tidak diikuti dengan pengosongan yang efektif, bisa jadi karena payudara  dibiarkan penuh terlalu lama atau bisa juga karena bra yang terlalu  ketat. Cara menanggulanginya antara lain:

  • Dengan membiarkan  bayi menyusu pada payudara yang bengkak karena hisapan bayi yang paling  efektif mengurangi bengkak. Jika sedang jauh dari bayi bisa diperah atau  dipompa untuk mengurangi bengkak.
  • Payudara dikompres dengan air  hangat untuk membantu memperlancar aliran ASI dan setelah menyusui  dikompres dengan air dingin utk mengurangi bengkaknya.  Bisa juga  kompres dengan lembaran daun kol yang dimasukkan ke kulkas untuk  mengurangi bengkak.
  • Lakukan teknik Reverse Pressure Softening,  yaitu dengan menggunakan 4 – 5 jari ibu mengitari puting dan  menekan-nekannya kearah dada. Hal ini untuk mencegah puting ibu melebar  atau ikut membengkak.
  • Payudara harus sering dikosongkan dengan  efektif karena jika tidak, selain bisa membuat bengkak, juga bisa  menurunkan produksinya. Kalau sedang jauh dari bayi sebaiknya diperah  atau dipompa.

Mastitis (Infeksi Payudara)
Mastitis  adalah infeksi payudara yang seringkali gejalanya mirip dengan payudara  bengkak. Mastitis disebabkan karena infeksi (hampir selalu karena  bakteri daripada jenis kuman lainnya) yang biasanya terjadi pada ibu  menyusui. Namun dapat pula terjadi pada wanita mana saja, bahkan saat ia  tidak sedang menyusui, bahkan juga dapat terjadi pada bayi baru lahir,  dengan jenis kelamin apapun. Tidak ada yang tahu secara pasti mengapa  beberapa wanita mengalami mastitis sedang yang lainnya tidak. Bakteri  dapat masuk ke payudara melalui retakan atau lecet pada puting, tetapi  wanita yang putingnya tidak lecet juga dapat mengalami mastitis, dan  banyak juga wanita yang putingnya retak atau lecet malah tidak  mengalaminya. Mastitis berbeda dengan saluran tersumbat, karena saluran  tersumbat (obstructed ducts atau payudara bengkak) bukanlah  infeksi, sehingga tidak perlu diobati dengan antibiotik. Pada saluran  tersumbat, ibu merasakan sakit, bengkak dan pengumpulan massa di  payudara. Kulit yang menutupi saluran tersumbat biasanya berwarna merah,  tapi tidak semerah pada mastitis. Tidak seperti mastitis, saluran  tersumbat tidak selalu diikuti dengan demam, walaupun bisa saja demam  terjadi. Mastitis biasanya lebih sakit daripada saluran tersumbat, tapi  keduanya bisa terasa cukup sakit. Karena itu, tidak mudah membedakan  antara mastitis ringan dan saluran tersumbat yang parah. Ada kemungkinan  juga saluran tersumbat berkembang menjadi mastitis, sehingga menjadi  lebih rumit.

Tanda-tanda umum mastitis:

  1. Payudara terasa hangat bila disentuh 
  2. Perasaan sakit 
  3. Pembengkakan payudara  yang kadang diawali juga dengan luka atau      lecet pada puting
  4. Nyeri atau rasa panas terus menerus atau saat menyusui 
  5. Kulit payudara kelihatan kemerahan 
  6. Demam di atas 38 derajat Celcius
  7. Mastitis walaupun biasanya terjadi dalam beberapa minggu pertama menyusui, walau bisa terjadi setiap saat selama menyusui. 
  8. Mastitis cenderung hanya menyerang satu payudara bukan kedua payudara.

Hal-hal yang dapat meningkatkan risiko mastitis antara lain:

  • Puting yang sakit atau luka, walaupun mastitis juga bisa terjadi tanpa adanya luka pada kulit Sudah pernah mengalami mastitis sebelumnya
  • Hanya menggunakan satu posisi menyusui, yang bisa jadi  tidak sepenuhnya mengosongkan payudara
  • Memakai bra yang terlalu ketat, sehingga menghambat aliran ASI

Komplikasi yang bisa terjadi pada mastitis antara lain:

Bila  Anda pernah mengalami mastitis, ada kemungkinan  Anda akan  mengalaminya lagi, ketika Anda menyusui bayi yang sama atau anak  Anda berikutnya. Hal ini biasanya disebabkan oleh pengobatan yang  terlambat atau tidak tepat. Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan  mastitis    kambuh berulang kali: merokok, produksi ASI yang berlebih  dan tidak diikuti dengan pengosongan payudara yang efektif ,  anemia, dan serta stres dan kelelahan.

Ketika payudara tidak sepenuhnya dikosongkan saat menyusui, kondisi milk stasis (produksi  ASI berlebih) dapat terjadi. Hal ini menyebabkan peningkatan  tekanan pada pembuluh asi dan      kebocoran ASI pada jaringan payudara  di sekitarnya, sehingga timbul rasa sakit dan pembengkakan.

Abses bernanah. Bila mastitis tidak segera ditangani  dengan tepat, atau terjadi milk stasis,  akan muncul nanah dalam      payudara. Bila hal ini terjadi, dibutuhkan  operasi untuk membersihkan      nanah tersebut dari payudara. Untuk  menghindari komplikasi ini, segera konsultasikan ke dokter bila  muncul tanda atau gejala mastitis.

Penanganan Mastitis:
Dokter  biasanya mendiagnosis mastitis berdasarkan pemeriksaan fisik, gejala  demam, menggigil, dan daerah yang sakit di payudara. Tanda lainnya yang  cukup jelas adalah adanya bentuk prisma segitiga tidak beraturan (wedge  pada  payudara, yang sakit bila disentuh. Selain itu, dokter juga akan  memeriksa apakah ada nanah atau komplikasi lain yang timbul bila  mastitis tidak ditangani dengan tepat. Pengobatan mastitis biasanya  mencakup:

Pengobatan mastitis umumnya membutuhkan waktu  sekitar  10 – 14 hari pemberian antibiotik. Ibu bisa jadi sudah  merasa sehat 24 –  48 jam setelah mulai meminum antibiotik, namun  obatnya tetap harus   dihabiskan untuk menurunkan kemungkinan timbul  kembali.

Istirahat, tetap terus menyusui dan minum lebih banyak  cairan akan membantu tubuh Anda mengatasi infeksi payudara.  Kosongkan   payudara yang terinfeksi sesering mungkin. Bila bayi  menolak menyusu pada      payudara yang sakit, gunakan breastpump atau  perah dengan tangan untuk  mengosongkan payudara.

Kunci  utama untuk menghindari mastitis adalah dengan  mengosongkan  payudara saat menyusui dengan posisi dan pelekatan yang   benar.  Mintalah bantuan konselor menyusui untuk memastikan posisi dan  pelekatan yang benar.

Bahan Bacaan:
https://aimi-asi.org/layanan/lihat/sukses-meyusui-dengan-puting-datar-kenapa-tidak
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/mastitis-pencegahan-dan-penanganan
https://kellymom.com/bf/concerns/mother/nipplebleb/
Sumber https://www.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/ragam-masalah-puting-dan-payudara-pada-ibu-menyusui/10155637579344778/

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Ragam Masalah Puting dan Payudara pada Ibu Menyusui"

Posting Komentar