Dedek Bayi Tidak Suka ASI Deras
Bun anak saya sekarang usia nya 3 bln ,bun anak saya gak suka pd yg asi nya deras jadi sebelum kasih ke anak saya perah dulu dan si dedek baru mau mimik ,karna si dedek gak mau asi yg di perah mau nya langsung pd mimi nya dan hasil perahan saya kasih ke ponakan suami saya ,,benar gak sih bun klw hbis memerah itu yg tinggal ampas nya aja 😢 dan bnyak yg bilang "lw gini truz memerah bukan buat anak kita pantesin aja badan kamu nya kurus 😢" padahal si dedek nya yg gak suka asi yg deras mau nya di pumping dulu baru mau mimik😣😣
Mkasi bunda (Anya Sonya)
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia - Lagipula Kalau memerah hanya utk agar aliran tidak deras cukup 2-3 menit saja. Ga sampai “kosong” Bu. Ada cara lain jg biar aliran ga terlalu deras. Susui bayi semi rebahan ke belakang diganjal bantal tinggi atau bisa dengan posisi IMD. Intinya posisi yg melawan gravitasi. Atau saat menyusui, jepit payudara dengan jari menyerupai menggunting.
Sebagian besar ibu menginginkan ASI yang melimpah-ruah. Padahal yang paling bagus adalah ASI YANG CUKUP BAGI BAYI. Cukup ASI akan membuat bayi tumbuh berkembang dengan baik dan ibu juga sehat.
Memiliki banyak ASI terlihat sebagai hal yang baik namun ASI mengalir terlalu deras (overactive let down) dari payudara yang sangat penuh bisa menjadi permasalahan saat menyusui. Produksi ASI yang terlalu tinggi disebut hiperlaktasi dan ibu mengalami oversuplai.
Beberapa bayi justru sulit menyusu dan tidak mendapat cukup asupan ASI akibat kesulitan menangani aliran ASI yang deras.
Bayi yang kesulitan dengan ASI ibu terlalu deras akan sering menangis, rewel dan sangat mudah marah. Bayi sulit istirahat. Bayi terkadang tersedak, meludah atau terbatuk-batuk saat menyusu. Bayi menggigit atau menjepit puting dengan rahangnya saat menyusu. Tubuh bayi akan berposisi melengkung dan kaku, sambil menjerit histeris saat didekatkan ke payudara. ASI menyemprot saat bayi berhenti menyusu, terutama di awal waktu menyusu. Menyusui sering terlihat seperti bertarung akibat bayi yang mengamuk histeris saat akan disusui dan sepanjang waktu menyusui. Bayi seperti memiliki relasi “benci tapi cinta” pada payudara.
Payudara ibu terasa penuh hampir setiap waktu. Oversuplai mengakibatkan semburan ASI yang kuat (sering disebut overactive let-down) dan/atau foremilk-hindmilk imbalance. Bedakan kondisi ini dengan semburan ASI normal pada saat terjadi refleks oksitosin biasa. Ibu sering mengalami lecet puting karena bayi hanya melekat dangkal dan sering menggigit untuk mengurangi aliran ASI. Ibu sering mengalami sumbatan saluran ductus, yang sering menyebabkan mastitis hingga abses dan infeksi payudara. Bayi rewel, BAB mencret, pertambahan berat badan terganggu hingga sering didiagnosis alergi ASI.
Penyebab Oversuplai
Ada beberapa penyebab kenapa tubuh ibu memproduksi ASI terlalu banyak. Beberapa tubuh ibu memang berbakat memproduksi ASI sangat banyak sejak awal. Pada kasus lain, kondisi oversuplai disebabkan kesalahan manajemen menyusui sehingga payudara akan memproduksi ASI berlebihan.
Terjadi siklus lingkaran setan yang memperparah kondisi oversuplai. Bayi yang mudah lapar karena hanya dapat foremilk akan meminta menyusu lagi hingga mendapat foremilk lagi. Terlalu banyak asupan ASI awal yang tinggi laktosa akan menghasilkan gas di saluran cerna sehingga bayi tidak nyaman. Jika terjadi dalam waktu yang lama, laktosa yang tidak tercerna ini dapat mengiritasi usus bayi dan mengakibatkan intoleransi laktosa sekunder.
Tips Menyusui Oversuplai
Tips Untuk Mengurangi Produksi ASI dengan melakukan BLOCK FEEDING. Ibu menyusui bayi dengan satu payudara untuk beberapa waktu penyusuan (bisa 3 jam atau lebih). Lakukan teknik block feeding selama beberapa hari namun tidak lebih dari seminggu. Perah sebentar sebelum menyusui supaya aliran ASI tidak terlalu deras. Sebelum memilih teknik blocking feeding sebaiknya coba terlebih dahulu untuk memperbaiki posisi pelekatan menysuui. Pilih posisi menyusui setengah berbaring, berbaring telentang atau berbaring miring. Terkadang pemilihan posisi menyusui sudah cukup untuk mengatasi keluhan ASI yang deras memancar ini. Payudara yang diistirahatkan akibat blocking feeding akan berisiko membengkak dan tidak nyaman sehingga ibu bisa memerah sebentar hingga terasa lebih lembek. Jangan memerah ASI terlalu banyak sebab bisa memperparah kondisi ini.
Bayi sering melepas lalu melekat ulang ke payudara seperti benci tapi cinta. Biasanya bayi melepas payudara ketika aliran deras. Biarkan bayi melepas, tampung pancaran ASI di kain dan lekatkan kembali ketika aliran sudah lambat. ASI akan keluar mengalir dari sudut mulut bayi dan bisa ibu tampung dengan kain supaya tidak mengotori tempat tidur lalu mengundang semut. Bayi pada ibu dengan kondisi oversuplai butuh untuk disendawakan supaya nyaman dan mengurangi gas di perutnya.
Jika semua teknik di atas tidak berhasil dan menyusui terasa tidak nyaman, maka ibu segera periksa ke dokter laktasi atau konselor menyusui terdekat untuk manajemen pengurangan produksi ASI.
Mkasi bunda (Anya Sonya)

Jawaban Terbaik Dedek Bayi Tidak Suka ASI Deras
Gracie Grandy Elisabeth ga da istilah asi abis di perah trus ngasih ke anak kayak sisaan / ampas yaa bun.. asi itu mau di pumping dulu / menyusu langsung tetap sama kualitas nya.. mitos itu.. menyusui itu diet alami, kebanyakan ibu menyusui pasti bb nya turun, krn nutrisi nya diserap oleh si anak..Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia - Lagipula Kalau memerah hanya utk agar aliran tidak deras cukup 2-3 menit saja. Ga sampai “kosong” Bu. Ada cara lain jg biar aliran ga terlalu deras. Susui bayi semi rebahan ke belakang diganjal bantal tinggi atau bisa dengan posisi IMD. Intinya posisi yg melawan gravitasi. Atau saat menyusui, jepit payudara dengan jari menyerupai menggunting.
Sebagian besar ibu menginginkan ASI yang melimpah-ruah. Padahal yang paling bagus adalah ASI YANG CUKUP BAGI BAYI. Cukup ASI akan membuat bayi tumbuh berkembang dengan baik dan ibu juga sehat.
Memiliki banyak ASI terlihat sebagai hal yang baik namun ASI mengalir terlalu deras (overactive let down) dari payudara yang sangat penuh bisa menjadi permasalahan saat menyusui. Produksi ASI yang terlalu tinggi disebut hiperlaktasi dan ibu mengalami oversuplai.
Beberapa bayi justru sulit menyusu dan tidak mendapat cukup asupan ASI akibat kesulitan menangani aliran ASI yang deras.
Bayi yang kesulitan dengan ASI ibu terlalu deras akan sering menangis, rewel dan sangat mudah marah. Bayi sulit istirahat. Bayi terkadang tersedak, meludah atau terbatuk-batuk saat menyusu. Bayi menggigit atau menjepit puting dengan rahangnya saat menyusu. Tubuh bayi akan berposisi melengkung dan kaku, sambil menjerit histeris saat didekatkan ke payudara. ASI menyemprot saat bayi berhenti menyusu, terutama di awal waktu menyusu. Menyusui sering terlihat seperti bertarung akibat bayi yang mengamuk histeris saat akan disusui dan sepanjang waktu menyusui. Bayi seperti memiliki relasi “benci tapi cinta” pada payudara.
Payudara ibu terasa penuh hampir setiap waktu. Oversuplai mengakibatkan semburan ASI yang kuat (sering disebut overactive let-down) dan/atau foremilk-hindmilk imbalance. Bedakan kondisi ini dengan semburan ASI normal pada saat terjadi refleks oksitosin biasa. Ibu sering mengalami lecet puting karena bayi hanya melekat dangkal dan sering menggigit untuk mengurangi aliran ASI. Ibu sering mengalami sumbatan saluran ductus, yang sering menyebabkan mastitis hingga abses dan infeksi payudara. Bayi rewel, BAB mencret, pertambahan berat badan terganggu hingga sering didiagnosis alergi ASI.
Penyebab Oversuplai
Ada beberapa penyebab kenapa tubuh ibu memproduksi ASI terlalu banyak. Beberapa tubuh ibu memang berbakat memproduksi ASI sangat banyak sejak awal. Pada kasus lain, kondisi oversuplai disebabkan kesalahan manajemen menyusui sehingga payudara akan memproduksi ASI berlebihan.
Terjadi siklus lingkaran setan yang memperparah kondisi oversuplai. Bayi yang mudah lapar karena hanya dapat foremilk akan meminta menyusu lagi hingga mendapat foremilk lagi. Terlalu banyak asupan ASI awal yang tinggi laktosa akan menghasilkan gas di saluran cerna sehingga bayi tidak nyaman. Jika terjadi dalam waktu yang lama, laktosa yang tidak tercerna ini dapat mengiritasi usus bayi dan mengakibatkan intoleransi laktosa sekunder.
Tips Menyusui Oversuplai
Tips Untuk Mengurangi Produksi ASI dengan melakukan BLOCK FEEDING. Ibu menyusui bayi dengan satu payudara untuk beberapa waktu penyusuan (bisa 3 jam atau lebih). Lakukan teknik block feeding selama beberapa hari namun tidak lebih dari seminggu. Perah sebentar sebelum menyusui supaya aliran ASI tidak terlalu deras. Sebelum memilih teknik blocking feeding sebaiknya coba terlebih dahulu untuk memperbaiki posisi pelekatan menysuui. Pilih posisi menyusui setengah berbaring, berbaring telentang atau berbaring miring. Terkadang pemilihan posisi menyusui sudah cukup untuk mengatasi keluhan ASI yang deras memancar ini. Payudara yang diistirahatkan akibat blocking feeding akan berisiko membengkak dan tidak nyaman sehingga ibu bisa memerah sebentar hingga terasa lebih lembek. Jangan memerah ASI terlalu banyak sebab bisa memperparah kondisi ini.
Bayi sering melepas lalu melekat ulang ke payudara seperti benci tapi cinta. Biasanya bayi melepas payudara ketika aliran deras. Biarkan bayi melepas, tampung pancaran ASI di kain dan lekatkan kembali ketika aliran sudah lambat. ASI akan keluar mengalir dari sudut mulut bayi dan bisa ibu tampung dengan kain supaya tidak mengotori tempat tidur lalu mengundang semut. Bayi pada ibu dengan kondisi oversuplai butuh untuk disendawakan supaya nyaman dan mengurangi gas di perutnya.
Jika semua teknik di atas tidak berhasil dan menyusui terasa tidak nyaman, maka ibu segera periksa ke dokter laktasi atau konselor menyusui terdekat untuk manajemen pengurangan produksi ASI.
0 Response to "Dedek Bayi Tidak Suka ASI Deras"
Posting Komentar